Pekanbaru – Suasana Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau memanas, Jumat (8/8/2025).
Puluhan dosen dan pegawai berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menggelar aksi demonstrasi menuntut keadilan, terutama terkait gaji dan tunjangan yang dinilai tidak setara dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Aksi ini juga dipicu oleh pernyataan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Harris Simaremare, M.T, yang dinilai merendahkan tenaga PPPK. Dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, Harris disebut membandingkan PPPK dengan “buruh yang suka demo-demo” dan menyinggung soal status mereka yang “ilegal” jika pembayaran gaji tidak sesuai prosedur.
Pernyataan tersebut memicu kemarahan para tenaga PPPK dan sudah mulai memanas di berbagai WA Grup PPPK, media sosial sejak seminggu terakhir dan mendesak Rektor memecat DR Haris dari jabatan WR.
“Kami ini bukan ilegal. Kami PPPK resmi diangkat negara. Jadi apa dasar Anda mengatakan demikian? Itu sama saja menganggap kami ilegal di UIN,” tegas salah seorang peserta aksi.
Bahkan, beberapa pendemo menuding Harris bermanuver untuk menghindar dari tanggung jawab. Mereka juga menyerukan agar Rektor UIN Suska mencopot Harris dari jabatannya karena dianggap arogan dan memiliki catatan rekam jejak yang bermasalah.
Massa menuding, Harris pernah diangkat menjadi Wakil Dekan Fakultas Sains secara tidak sah karena saat itu belum memenuhi syarat dan melanggar Statuta UIN Suska. Kini, Harris juga diduga merangkap jabatan sebagai direktur di salah satu perguruan tinggi swasta tanpa izin tertulis dari Kementerian Agama.
Tuntutan Utama Dosen PPPK
Dalam aksinya, massa membawa dua tuntutan utama:
1. Kesetaraan tunjangan antara PPPK dan PNS. Saat ini, tunjangan PPPK disebut dipotong hingga 50%, meski status keduanya setara secara hukum.
2. Kejelasan pembayaran gaji bagi PPPK yang baru diangkat. Mereka yang menerima SK pada Mei 2025 hingga kini belum menerima gaji sama sekali.
“Gaji dan tunjangan belum keluar selama tiga bulan. Malah infonya mau dipotong 50 persen,” keluh salah satu dosen PPPK.
Massa mengancam akan menggelar aksi lanjutan dengan skala yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi pihak universitas.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak rektorat UIN Suska Riau belum memberikan keterangan resmi terkait aksi tersebut maupun pernyataan Dr. Harris yang menuai kecaman. (*)
#Demo PPPK UIN Suska Riau