Elang 3 Hambalang Riau Ledakkan Isu! Cabut HGU PT Gandahera & PT Inecda, Stop Antek Asing di Tanah Melayu!

Elang 3 Hambalang Riau Ledakkan Isu! Cabut HGU PT Gandahera & PT Inecda, Stop Antek Asing di Tanah Melayu!
Pebrian Winaldi Ketua Elang 3 Hambalang Riau

ANDALASTERKINI - Kampar, Riau — Suara lantang datang dari barisan Elang 3 Hambalang Riau, yang menuding dua perusahaan besar  PT Gandahera dan PT Inecda  sebagai simbol ketimpangan ekonomi di tanah Melayu.

Kedua perusahaan itu diduga kuat membawa hasil bumi Riau ke luar negeri, khususnya ke Korea, sementara masyarakat tempatan hanya menjadi penonton di tengah tanah subur yang semakin sempit bagi rakyat sendiri.

“Bukan karena putra daerah tak mampu mengelola, tapi kenapa kekayaan negeri ini justru diduga dinikmati antek-antek asing? Sampai kapan bumi Melayu ini dikeruk untuk orang lain?” Ketua Elang 3 Hambalang Riau

Perusahaan Asing Diduga Kuasai Tanah Rakyat

Ketua Elang 3 Hambalang Riau menilai penguasaan tanah oleh korporasi asing bukan lagi sekadar bisnis, melainkan bentuk penjajahan ekonomi modern.
Ia menyebut sejumlah perusahaan asing di Riau diduga menggunakan izin HGU untuk menguasai lahan secara berlebihan, tanpa manfaat yang signifikan bagi masyarakat sekitar.

“Saya tahu, nenek moyang para pemilik PT Inecda dan PT Gandahera itu tidak ikut berjuang mengusir penjajah! Sekarang mereka menjajah lewat izin HGU dan ekonomi. Ini bentuk penjajahan gaya baru!” tegasnya.

Diduga Minim Kontribusi, Acuh terhadap Pembangunan Daerah

Dalam pernyataannya, Elang 3 Hambalang Riau juga menyoroti fakta bahwa banyak perusahaan besar di Riau, termasuk PT Gandahera dan PT Inecda, diduga minim kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Padahal, provinsi Riau dikenal sebagai salah satu wilayah terkaya di Indonesia dengan hasil sawit, hutan, dan migas yang melimpah.

“Kalau dilihat di lapangan, jalan di sekitar wilayah konsesi mereka rusak parah, masyarakat hidup pas-pasan, dan mereka seolah tak peduli. Mereka hanya datang untuk mengambil hasil, bukan membangun!” ujarnya dengan nada geram.

Ketua Elang 3 menilai kondisi ini sebagai ironi ekonomi daerah kaya tapi rakyat miskin.
Perusahaan-perusahaan asing itu, lanjutnya, diduga hanya menjalankan tanggung jawab sosial (CSR) secara formalitas, sekadar laporan di atas kertas tanpa dampak nyata bagi masyarakat.

“Itu laporan CSR hanya jadi hiasan di dokumen. Nyatanya, rakyat tetap miskin di tengah kebun yang melimpah,” tambahnya.

Hal Senada Disampaikan Sekjen dan Ketua Umum Elang 3 Hambalang

Sekretaris Jenderal Elang 3 Hambalang, Ganda Satria, turut memperkuat pernyataan tersebut.
Ia menyebut bahwa praktik penguasaan lahan oleh korporasi asing diduga telah menimbulkan ketimpangan ekonomi dan sosial yang mencolok di Riau.

“Kalau ditelusuri, sebagian besar keuntungan justru mengalir ke luar negeri. Rakyat hanya jadi buruh di tanahnya sendiri. Ini bukan pembangunan, ini eksploitasi!” kata Ganda Satria tegas.

Sementara itu, Ketua Umum Elang 3 Hambalang, Syafrizal, menyampaikan bahwa pihaknya siap mendorong investigasi nasional terkait dugaan praktik korporasi asing yang merugikan rakyat dan negara.

“Kami mendukung Presiden Prabowo untuk segera mencabut HGU perusahaan yang diduga terlibat dalam permainan mafia tanah. Jangan biarkan Riau terus jadi ladang bisnis asing!” tegas Syafrizal.

Seruan ke Presiden Prabowo: Tindak Tegas Dugaan Mafia Tanah Asing

Elang 3 Hambalang Riau menilai, kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto adalah momentum terbaik untuk menata ulang sistem HGU dan memastikan kekayaan alam Indonesia dikelola untuk rakyat.

“Kami yakin Presiden Prabowo punya nyali untuk menegakkan kedaulatan ekonomi bangsa. Saatnya membuktikan bahwa bumi dan air benar-benar digunakan untuk kemakmuran rakyat, bukan untuk kepentingan asing,” ujar Syafrizal.

Pernyataan itu selaras dengan pidato Presiden Prabowo dalam Sarasehan Ekonomi 2025, di mana ia menegaskan:

“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.”

Rakyat Sudah Muak: Waktunya Riau Berdaulat!

Elang 3 Hambalang Riau Pebrian Winaldi menegaskan bahwa rakyat kini mulai sadar dan lelah menjadi korban dari sistem yang timpang.
Tanah subur Riau yang semestinya menjadi sumber kemakmuran rakyat, justru diduga menjadi alat bagi korporasi asing untuk mengeruk keuntungan.

“Rakyat Riau sudah cukup sabar. Sekarang waktunya bertindak! Jangan biarkan kekayaan bumi Melayu terus mengalir keluar negeri sementara anak negeri sendiri menjerit!” tutup Ketua Elang 3 Hambalang Riau dengan nada keras.***MDn






#Elang 3 Hambalang Riau