Aderman Kutuk Keras PT Bukara: Enam Kali Laka Kerja, Ini Bukan Perusahaan, Ini Mesin Pembunuh Pekerja

Aderman Kutuk Keras PT Bukara: Enam Kali Laka Kerja, Ini Bukan Perusahaan, Ini Mesin Pembunuh Pekerja
Aderman SE, Tokoh Muda Kota Dumai

ANDALASTERKINI.COM – Suara ledakan kemarahan publik menggema dari Kota Dumai. Tokoh muda Dumai, Muhammad Aderman, SE, meluapkan kecaman keras dan kutukan terbuka terhadap PT Bukara, yang kembali disebut-sebut mengalami kecelakaan kerja berulang hingga enam kali dalam satu tahun terakhir.

Dengan suara bergetar menahan amarah, Aderman menilai PT Bukara telah berubah menjadi perusahaan yang kehilangan nurani dan rasa kemanusiaan, ungkapnya Sabtu (1/11/2025).

"Saya kutuk keras manajemen PT Bukara! Ini bukan sekadar kelalaian, ini kejahatan kemanusiaan terhadap pekerja. Enam kali kecelakaan kerja dalam setahun bukan kebetulan — itu bukti bahwa keselamatan pekerja tidak dianggap penting!” tegasnya dengan nada berapi-api.

Menurut Aderman, nyawa manusia telah dijadikan taruhan demi keuntungan perusahaan. Ia menuding PT Bukara telah menutup mata terhadap penderitaan pekerjanya, sementara pemerintah daerah dan Disnaker terkesan tidur dan membiarkan situasi memburuk.

"Disnaker Provinsi Riau jangan jadi penonton! Kalau kalian diam, kalian sama bersalah! Turun ke lapangan, periksa perusahaan ini! Kalau tidak, saya akan minta Menteri Tenaga Kerja turun langsung ke Dumai untuk membuka borok ini di depan publik!” ujarnya keras.

Ia menyebut, sikap bungkam manajemen PT Bukara adalah bentuk penghinaan terhadap publik dan keluarga para pekerja.

"Kalau memang tidak bersalah, bicara! Tapi kalau terus diam, itu artinya kalian mengakui kelalaian sendiri. Jangan bermain dengan nyawa manusia!” ucapnya lantang.

Nada suara Aderman meninggi saat menyebut perusahaan itu layak dipertanyakan legalitas dan moralitasnya.

"Perusahaan seperti ini tidak pantas berdiri di tanah Dumai! Kalau keselamatan pekerja diabaikan, lebih baik tutup saja! Jangan jadikan pekerja kami korban mesin produksi yang rakus dan buta hati!” katanya dengan nada marah sambil memukuli meja kopinya.

Ia menegaskan, hak keselamatan kerja adalah hak asasi manusia, bukan fasilitas tambahan yang bisa dinegosiasikan.

"Jangan anggap pekerja itu mesin! Mereka punya keluarga, punya anak yang menunggu pulang. Kalau sampai ada korban lagi, kami akan bergerak, dan PT Bukara akan kami duduki! Ini bukan ancaman kosong, ini janji!” tegas Aderman dengan mata merah menahan emosi.

Aderman juga menuding bahwa diamnya pemerintah dan perusahaan selama ini adalah bentuk pembiaran sistematis terhadap pelanggaran keselamatan kerja.

"Setiap kecelakaan adalah tanda kegagalan sistem. Kalau sudah enam kali dalam setahun, itu bukan kelalaian, itu pembiaran terencana! Saya kutuk keras sikap tidak bertanggung jawab seperti ini,” katanya.

Menutup pernyataannya, Aderman menyerukan agar seluruh elemen masyarakat Dumai bersatu menolak perusahaan yang menginjak-injak martabat pekerja.

"Kami tidak akan diam. Jangan tunggu ada korban berikutnya baru sadar. Sudah cukup! Kami akan terus bersuara sampai perusahaan ini bertanggung jawab. Nyawa pekerja Dumai bukan angka di laporan produksi, tapi kehormatan yang harus dilindungi!” tutupnya dengan nada gemetar penuh amarah.

(*)

#Aderman #Kemarahan Tokoh Muda Dumai #PT Bukara