Kubu Agung klaim potensi 20 ribu suara manhaj salafi akan mendukung paslon AMAN di Pilkada Pekanbaru

Kubu Agung klaim potensi 20 ribu suara manhaj salafi  akan mendukung paslon AMAN di Pilkada Pekanbaru
Agung Nugroho

Pekanbaru--Kubu Agung Nugroho mengaku diuntungkan atas debat pertama pilkada Pekanbaru di Co-Ex SKA. Isu Salafi sebagai aliran sempalan yang berbau intoleran membuat banyak jemaah yang tersebar di Pekanbaru akan mengarahkan dukungan ke calon pemimpin yang satu aliran dengannya.

"Jawabannya adalah sosok Agung Nugroho adalah satu satunya kandidat yang dekat dengan faham salafi mengingat dirinya adalah bagian dari jemaah yang pernah menimba ilmu kajian salaf di RJ kawasan jalan nangka" kata salah seorang pendukung paslon aman, HT saat ditemui di salah satu kedai kopi di panam, senin siang.

Berdasarkan sebaran jumlah jemaah menurut sumber saat ini salafi sudah tersebar di seluruh kelurahan di Pekanbaru. Basis utama adalah di Abu Darda, RJ dan sejumlah rumah tahfiz.

"Ada sekitar 20 ribu jemaah, itu sudah dibuktikan suara gabungan antara jemaah salafi dan kader demokrat berhasil mendongkrak suara agung pada pileg februari 2024 lalu nencapai hingga 47 ribu suara" katanya.

Harapan kita dan seluruh masyarakat berharap agar Pekanbaru akan menjadi kota sunnah maka solusinya Walikota Pekanbaru harus direbut dan Agung solusinya.

Ditanyakan kepadanya terkait isu dugaan korupsi, penelantaran istri dan fee proyek yang menerpa Agung Nugroho, sumber mengatakan itu hanya isu dan semua tidak benar.

"Kami jelas menolak pemimpin perempuan dan calon pemimpin harus berpengalaman" katanya.

Ditempat terpisah andalasterkini mencoba mewawancarai sejumlah kader PKS yang saat ini sebagai basis pendukung markarius anwar calon wakil walikota pasangan Agung.

"Kami partai islam modren bukan bagian dari salafi, saat ini kami dukung paslon AMAN bukan karena mendukung aliran tertentu," tagas inisial Jek yang mengaku loyalis PKS di kawasan tenayan raya.

Menurutnya umat islam harus bersatu bukan pecah belah, kami konsisten jika paslon AMAN terpilih akan merangkul semua golongan.

"Kami tidak setuju Pekanbaru hanya mementingkan Salafi, Walikota harus tegak ditengah bukan berpihak, jika benar Agung berpihak ke aliran tertentu lebih baik kami mundur tidak ikut berjuang" tegasnya.

Debat Sentil Faham Salafi

Pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru nomor urut 3 Ida Yulita Susanti-Kharisman Risanda memberikan pertanyaan terkait keagamaan dalam sesi Debat Publik Pilwako, Jumat (8/11/24).

Pertanyaan itu diberikan kepada paslon nomor urut 4 Edy Natar Nasution-Dastrayani Bibra yang mengusung Agamis sebagai salah satu tagline mereka.

Sehubungan dengan itu calon Wakil Walikota Pekanbaru nomor urut 3 Kharisman Risanda mempertanyakan langkah-langkah yang akan dilakukan Edy-Bibra untuk mengatasi aliran Islam salafi dan wahabi di Kota Pekanbaru.

"Kami bangga dengan tagline bapak, Agamis. Saya melihat di Pekanbaru ini, bagaimana cara bapak menangani maraknya islam salafi dan wahabi yang masuk ke Kota Pekanbaru?" kata dia.

Menanggapi itu, Edy Natar Nasution yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Riau dan Pj Gubernur Riau periode 2019-2024 itu mengaku tidak mempermasalahkan golongan atau kepercayaan tertentu di dalam masyarakat selagi masih dalam koridor taat aturan.

"Kita sampai saat ini tidak ada larangan secara khusus dari pemerintah. Artinya semua yang melakukan kegiatan itu selama masih dalam norma-norma yang masih bisa dilaksanakan, kecuali kalau memang ada peraturan dari pemerintah yang menentukan itu. Tapi fakta hari ini semua bisa melaksanakan sesuai dengan agama yang kita Yakini," ujarnya. 

Edy menegaskan bahwa perbedaan dalam keyakinan merupakan persoalan pribadi yang tidak boleh dicampuri apalagi dipaksakan.

"Masalah mereka punya aliran masing-masing itu, ini 'kan permasalahan antara kita dengan merekanya bagaimana. Tapi tidak boleh kita memaksa ataupun menghentikan kegiatan seperti itu," pungkasnya. (*)

#Pilkada 2024 Pekanbaru